Senin, 31 Januari 2011

Cara jitu Bangun Tahajjud

Cara Muhammad SAW.comKisah, Cara, Tips, Sifat dan Teladan Rasulullah SAWTips Bangun TahajjudSholat sunnah Tahajjud adalah ibadah yang istimewa. Berbagai keistimewaan dan manfaatnya sangat menakjubkan. Mulai dari ketenangan batin hingga penyembuhan banyak penyakit lahiriah. Tidak sedikit diantara kitayang ingin melakukannya. Namun, terkadang sulit sekali untuk melaksanakannya. Berikut adalah tips yang diangkat dari Sunnah dan berbagai sumber praktis: 1.Biasakan tidur di awal waktu, jangan bergadang untuk hal-hal yang tidak penting. 2.Bersungguh-sungguh mengamalkanCara Tidur Rasulullah SAW 3.Usahakan tidak tidur dalam keadaan berhadats besar, agar tidak malas ketika bangun malam. Jika berhadats, lakukanmandi wajibterlebih dahulu 4.Janganlah paranoid dan menganggap bahwa bangun di sepertiga malam untuk melakukansholat tahajud itu sebagai pekerjaan yang berat karena akan berpengaruh pada niat dan kekuatan itu untuk merealisasikannya 5.Senantiasa menjaga keikhlasan ketika berniat untuk bangun malam dan melakukan sholat tahjud. Dengan niat yang ikhlas, insya Allah akan meringankan pekerjaan yang semula tampak berat. 6.Cobalah untuk mengenali dan menyesuaikan waktu tidur masing-masing. Bila kita telah tahuberapakah standar waktu tidur kita masing-masing, maka kita akan dapat menentukan jam berapakah kita harus mulai tidur, sehingga kita akan bangun tepat di sepertiga malam. Jika memang ada tugas yang harus diselesaikandan dibawa pada hari esok, lebih baik dikerjakan selepas melaksanakan sholat tahajud, jangan dikerjakan pada waktu malam (sebelum tidur) yang memakan waktu hingga larut malam dan akhirnya akan membuat kita tidak dapat bangundi sepertiga malam (kesiangan) 7.Jika memang memungkinkan, usahakan melakukan tidur siang sebentar. Dengan tidur siang, insya Allah akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga malam dan melakukan sholat sunnah tahajud 8.Jangan lupa untuk senantiasa memasang alarm, dan letakkan alarm tersebut di tempat yang jauh dari jangkauan tangan namun tetap dapat terdengar dengan jelas (keras) oleh telinga. Dengan demikian, mau atau tidak mau kita akan bangkit dari tempat tidur untuk mematikannyamanakala alarm tersebut berbunyi. 9.Anda juga dapat menggunakan program tahajud missedcall dengan teman-teman anda. Buatlah jadwal berkelanjutan yang telah disepakati bersama untuk mengatur siapa-siapa yang mendapatkan jatah untuk membangunkan 10.Programlah aktivitas siang hari anda dengan seefisien dan seefektif mungkin, sehingga anda tidak terlalu kelelahan untuk bangun di sepertiga malam untuk melakukan sholat tahajud. Hindari kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting, yang akan menguras stamina anda. 11.Tanamkanlah kesadaran bahwa anda memiliki kebutuhan jasmani dan ruhani yang harus anda penuhi keduanya dengan seimbang, tidak berat sebelah. 12.Motivasi diri anda untuk bangun malam dengan cara mempelajari dan mengingat betapa besar keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam sholat tahajud. 13.Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bermunajat dan berkhalwat dengan Allah SWT. 14.Hindari maksiat, karena maksiat adalah sumber lemahnya kadar iman dan ibadah kita kepada Allah SWT. 15.Janganlah makan malam terlampau kenyang, karena perutyang kenyang akan memberikan efek mengantuk dan malas. 16.Jika anda telah berkeluarga, anda dapat membuat kesepakatan dengan anak dan isteri berupa program sholat tahajud berjamaah, misalnya setiap tiga kali dalam sepekan keluarga wajib melakukan sholat tahajud secara berjamaah. 17.Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah swt agar diberikan kemudahan untuk bangun malam dan melakukan sholat tahajud dengan ikhlas dan khusyuk. 18.Untuk memantapkan kedisiplinan diri, anda pun dapat melakukan program “self-punishment” bagi diri anda sendiri,manakala kesiangan atau lupa tidak melaksanakan sholat tahajud. Tentunya, “self-punishment” ini haruslah bersifat mendidik dan tidak terlalu keras. Ketika lupa atau kesiangan sehingga tidak melakukan sholat tahajud, maka anda dapat menghukum diri anda misalnya harus membaca Al Quran sebanyak 2 juz di hari esoknya. 2 juz tersebut dapat anda baca perlima lembar setiap setelah melakukan sholat fardhu.Jazakallah bagi penulis awal tips ini (yang hingga saat ini, penulis belum tahu siapa orangnya), semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah bagi siapapunAnda dan bagi yang menyebarkannya. Mudah-mudahandengan tips-tips ini, kita semua dapat melakukan sholat Tahajjud dengan rutin dan mendapatkan hikmahnya yang besar. Amin.Referensi: 1.“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dariseperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4) 2.Dari Jabir ra, ia barkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan duniadan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad) 3.Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah saw bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi) 4.Rasulullah saw telah bersabda yang artinya, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itutradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad) 5.Dari Sahal bin Sa’ad ra., ia berkata, “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah saw lalu berkata, ‘Wahai Muhamad, hiduplah sebebas-bebasnya, akhirnya pun kamu akan mati. Berbuatlah semaumu, pasti akan dapat balasan. Cintailah orang yang engkau mau, pasti kamu akan berpisah. Kemuliaan orang mukmin dapat diraih dengan melakukan shalat malam, dan harga dirinya dapat ditemukan dengan tidak minta tolong orang lain.’” 6.Rasululah saw bersabda, “Seluruh manusia dikumpulkan di tanah lapang pada hari kiamat. Tiba-tiba ada panggilan dikumandangkan dimana orang yang meninggalkan tempat tidurnya, maka berdirilah mereka jumlahnya sangat sedikit, lalu masuk surga tanpa hisab. Baru kemudiaan seluruh manusia diperintah untuk diperiksa.” 7.Sufyan Ats-Tsauri telah menuturkan pengalamannya, “Akusulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”. 8.Rasulullah saw telah bersabda di dalam haditsnya yang artinya,“Sesungguhnya amal perbuatan itu harus dengan niat, dan setiap orang itu tergantung pada niatnya.” (Muttafaq Alaih)http://topexs-joz.blogspot.com/2010/08/keutamaan-dan-tips-mempermudah-sholat.htmlhttp://www.facebook.com/notes/terapi-penyembuhan-melalui-sholat-tahajud/tips-mudah-shalat-tahajjud/273609489449http://aqidahwalfiraq.wordpress.com/2010/04/22/menggapai-manisnya-qiyaamullail/

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Begitu Sederhana, Hafalannya Luar Biasa

Syaikh Ibnu Baz adalah seorang yang sangat tidak perhatian dengan dunia sebagaimana yang bisa kita ketahui dari keadaan beliau. Terlebih jika kita tahu bahwa beliau itu tidak memiliki rumah!!!.Dr Zahrani pernah berupaya untuk meminta izin kepada beliau untuk membeli rumah yang biasa beliau tempati jika berada di Mekah karena rumah tersebut biasanya cuma disewa. Komentar beliau,“Palingkan pandanganmu dari topik ini. Sibukkan dirimu untuk mengurusi kepentingan kaum muslimin”.Suatu ketika Raja Faishal berkunjung ke kota Madinah dan Syeikh Ibnu Baz ketika itu adalah rektor Universitas Islam Madinah. Ketika itu raja Faishal berkunjung ke rumah Syeikh Ibnu Baz. Saat itu raja Faishal berkata kepada beliau,“Kami akan bangunkan rumah yang layak untukmu”.Menanggapi hal tersebut, beliau hanya diam dan tidak berkomentar. Akhirnya rumah pundibangun. Ketika panitia pembangunan mau membuat suratkepemilikan rumah atas nama Syeikh Ibnu Baz beliau berkata,“Jangan. Buatlah surat kepemilikan rumah tersebut atas nama rektor Universitas Islam Madinah sehingga jika ada rektor baru penggantiku maka inilah rumah kediamannya”.Syeikh Ibnu Baz itu memiliki daya ingat yang luar biasa. Jika kita bertemu dan mengucapkan salam kepada beliau dan kita pernah mengucapkan salam kepada beliaubeberapa tahun sebelumnya makabeliau pasti masih mengenal kita.Bahkan ada orang yang berceritabahwa dia bertemu dan mengucapkan salam kepada Syeikh Ibnu Baz setelah lima belas tahun ternyata Syeikh Ibnu Baz masih ingat dengan namanya.Akan tetapi yang lebih mengherankan adalah kemampuanbeliau untuk menghafal jilid dan halaman buku. Bahkan beliau bisa mengoreksi beberapa buku dengan bermodalkan hafalan beliau.Syeikh Syinqithi, penulis Adhwa-ul Bayan, itu tergolong guru Syeikh Ibnu Baz. Beliau adalah seorang pakar dalam ilmu syar’i dengan kekuatan hafalan yang tidak tertandingi. Syeih Ibnu Baz sering menghadiri ceramah-ceramah yang disampaikan oleh Syiekh Syinqithi. Beliau kagum dengan cepatnya Syeikh Syinqithi dalam penyampaiannya. Dalam salah satukaset Syeikh Ibnu Baz mengungkapkan kekagumannya dengan mengatakan, “Maa syaallah. Maa syaallah”.Satu hari Syeikh Syinqithi sejak usai shalat Shubuh sampai watu dhuha mencari-cari sebuah hadits yang dinyatakan oleh Ibnu Katsir ada dalam sunan Abu Daud. Beliau bolak-balik kitab sunan Abu Daud namun beliau tidak kunjung mendapatkannya. Syeikh Syinqithi berkata,“Aku tidak menyalahkan Ibnu Katsir namun aku belum mendapatkannya. Ketika aku sedang asyik mencari tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu. Aku lantas berdiri dan membuka pintu”.Ternyata Syeikh Ibnu Baz yang datang bertamu. Ketika Ibnu Baz masih di depan pintu dan belum masuk ke dalam rumah, Syeikh Syinqithi berkata,“Ya Syekh Abdul Aziz, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa hadits yang bunyinya demikian dan demikian itu ada di Sunan Abu Daud. Sejak usai shalat Shubuh kucari-cari hadits tersebut namun tidak kudapatkan. Di manakah hadits tersebut?”.Syeikh Ibnu Baz berkata,“Ada…ada di kitab ini halaman sekian”.Syeikh Syinqithi,“Sekarang silahkan masuk ya Syeikh”.Syeikh Ibnu Baz memiliki daya ingat yang luar biasa. Ini disebabkan tentunya karunia Allahkemudian beliau adalah seorang yang tidak pernah lepas dari berdzikir. Lisan beliau selalu basahuntuk berdzikir mengingat Allah. Beliau senantiasa berdzikir. Ini adalah sebuah realita yang bisa disaksikan oleh orang yang bertemu dengan beliau meski sejenak.Syeih Ibnu Baz mulai mengisi kajiandan menyebaran ilmu sejak belia. Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh sebuah majalah yang bernama al Majallah dengan Ibnu Baz terdapat dialog sebagai berikut.Al Majallah, “Sungguh engkau adalah seorang hakim akan tetapiengkau mendapatkan popularitas yang luas berbagai dengan para hakim yang lain. Apa rahasianya?”Jawaban beliau,“Kami bertugas sebagai hakim. Setelah jam kerja berakhir kami mengisi berbagai kajian. Kami adakan berbagai kajian keislaman dan kami terus mengajar dan mengisi pengajian sehingga Allah jadian kami manusia yang bermanfaat bagi banyak orang”.Beliau memang memiliki pandangankhas tentang tugas seorang hakim peradilan syariah. Beliau berpandangan bahwa seorang hakim tidak cukup dengan menjalankan tugasnya di pengadilan. Beliau mencela para hakim yang bersikap semacam itu.Beliau pernah mengatakan,“Jika seorang hakim hanya mencukupkan diri memutuskan sengketa tentang onta, keledai, sapi dan kambing atau semisalnya maka tidak ada kebaikan pada dirinya. Bahkan tugas hakim yang paling penting adalah amar makruf nahi munkar, berdakwah, memperbaiki lingkungan sekitarnya, mewujudkan kemaslahatan kaum muslimin dan menghubungkan orang-orang yang memerlukan untuk dihubungkan”.Ketika Ibnu Baz menjadi hakim di daerah Dalm, beliau memiliki kursi terbuat dari tanah di tengah-tengah pasar. Di situlah beliau memutuskan berbagai sengketa yang terjadi di antara kaum muslimin.

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Cara Bersiwak Rasulullah SAW

SiwakApa itu siwak? Siwak (atau disebut juga miswak) merupakan kayu dari ranting pohon Aarak atau Peelu, yang lazim terdapat dijazirah Arab. Nama latinnya:Salvadora Persica. Siwak inilah yang biasa digunakan sebagai sikat gigi sekaligus pasta gigi yangterkenal di jazirah Arab.Keutamaan bersiwak sangat banyak. Bahkan penelitian-penelitian modern menemukan bahwa siwak lebih baik dan alami ketimbang sikat dan pasta gigi yang sekarang beredar luas.Rasulullah SAW pun sangat menyukai bersiwak (menyikat gigi dengan siwak).Cara Rasulullah SAW bersiwak adalah sebagai berikut: 1.Berdoa sebelum bersiwak. Salahsatu do’a yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah: “Allahumma thahhir bissiwaak Asnaaniy, wa qawwiy bihi Litsaatsiy, wa afshih bihi lisaniy“, yang artinya “Wahai Allah sucikanlah gigi dan mulutku dg siwak, dan kuatkanlah Gusi gusiku, dan fashih kan lah lidahku”; 2.Memegang siwak dengan tangan kanan atau tangan kiri (ada perbedaan pendapat tentang hal ini) dan meletakkan jari kelingking dan ibu jari dibawahsiwak, sedangkan jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk diletakkan di atas siwak. 3.Bersiwak dimulai dari jajaran gigi atas-tengah, lalu atas-kanan,lalu bawah-kanan, lalu bawah-tengah, lalu atas-tengah, lalu atas-kiri, lalu bawah-kiri. Jadi seperti angka 8 yang ditulis rebah 4.Langkah ke-3 di atas dilakukan 3x putaran; 5.Selesai bersiwak, mengucapkan hamdalah, “Alhamdulillah“.Kapan saja bersiwak? Rasulullah mencontohkan waktu-waktu utama bersiwak adalah sebagai berikut; 1.Hendak berwudhu dan sholat; 2.Ketika akan memasuki rumah; 3.Ketika bangun tidur. Baca:Cara Tidur Rasulullah SAW; 4.Ketika sedang berpuasa (shaum); 5.Ketika hendak membaca Al-Qur’an.Beberapa hal lain yang pernah Rasulullah SAW contohkan tentangbersiwak: 1.Cucilah siwak sebelum menggunakan dengan air bersih; 2.Sebelum digunakan, sebaiknya siwak diperbaiki/diperbagus terlebih dahulu; 3.Boleh menggunakan siwak orang lain setelah dibersihkan; 4.Bersungguh-sungguhlah ketika bersiwak; 5.Boleh bersiwak di hadapan orang lain (tidak harus sembunyi-sembunyi).Wallahu’alam bissahawab.Referensi: 1.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda, “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut sekaligus keridhaan bagi Rabb.” (Riwayat Ahmad) 2.Sabda Nabi, “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku, tentulah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu. (Riwayat Bukhari danMuslim). Dalam redaksi lain, Nabi mengucapkan, “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku tentulah kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). 3.Diriwayatkan dari Syuraih bin Hani, ia berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah, ‘Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah jika memasuki rumahnya?” Aisyah menjawab, “Bersiwak”. (Riwayat Muslim). 4.Nabi Muhammad SAW mencontohkan bersiwak setiap kali bangun tidur, termasuk saat bangun malam. (Riwayat Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah). 5.Aisyah menyebutkan, “Rasulullah tak tidur pada malam atau siang hari lalu beliau bangun kecuali bersiwak terlebih dahulu sebelum wudhu.” (Riwayat Abu Daud). 6.Dari Amir bin Rubaiah, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah bersiwak (berulang kali hingga aku tidak bisa menghitungnya), padahal beliau sedang berpuasa.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi). 7.Dari Ali ibn Thalib Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak: ‘Sesungguhnya seorang hamba jika berdiri menunaikan shalat, malaikat lalu mendatanginya, berdiri di belakangnya mendengarbacaan al-Qur`an dan mendekat. Malaikat terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya di atas mulut hamba tersebut, hingga tidaklah dia membaca satu ayat pun kecuali malaikat berada di rongganya.” (Riwayat Baihaqi) 8.Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan,”Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernahbersiwak lalu memberiku siwak tersebut utk kucuci. Lalu aku menggunakan utk bersiwak kemudian mencuci setelah menyerahkan kepada beliau.” 9.Musa Al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu menceritakan:“Aku pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika itu beliau sedangbersiwak dgn siwak basah. Ujung siwak itu di atas lidah beliau dan beliau mengatakan “o’ o’″ sedangkan siwak di dlm mulut beliau seakan-akan beliau hendak muntah.”http://abizakii.wordpress.com/2010/04/05/siwak/http://belajardanberamal-naser.blogspot.com/2010/08/tata-cara-bersiwak.htmlhttp://majalah.hidayatullah.com/?p=1705&cpage=1#comment-2190http://gusimerah.blogspot.com/2009/06/kenali-manfaat-sehat-siwak-atau-miswak.htmlhttp://blog.re.or.id/keutamaan-bersiwak.htm

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Kurma Ajwa : Dari Hadist hingga ke Khasiat

Siapa pun yang pagi-pagi makan tujuh buah kurma ‘Ajwah, maka pada hari itu dia tidak mudah keracunan dan terserang penyakit.”(H.R. Bukhari dan Muslim)Apakah yang terbayang dibenakkita menjelang berbuka puasa ? Es campur, jus, kolak, kue yang manis-manis atau beragam makanan yang menggiurkan lainnya !!! Tidak bisa dipungkiri, sederer minuman dan penganan itulah yang muncul ketika kita berniat membatalkan puasa. Memang, buka puasa dengan beragam minuman dan makanan seperti itu hal yang lumrah dan wajar. Namun, bukankah minuman dan penganan tersebut memiliki efek samping yang kurang bagus disaat tubuh istirahat dari makan dan minum selama seharian penuh???Untuk menghindari hal negatif itulah, Rasullah s.a.w, jauh-jauh hari memberi saran yang sangat bermanfaat bagi yang sedang berpuasa. Sabdanya,“Apabila salah seorang diantara kamu puasa, hendaklah berbuka dengankurma , bila tidak ada hendaklah dengan berbuka dengan air, sesungguhnya air itu bersih.”(H.R.Ahmad dan Tarmidzi). Bahkan, dalam kondisi tidak berpuasa pun (diluar bulan suci Ramadhan), buahkurma memiliki faedah yang sangat besar untuk kesehatan tubuh kita.Kurma adalah sejenis tumbuhan palem (palma) atau dalam bahasa latinnya lebih dikenal dengan phonex dactylifer yang berbuah dan boleh dimakan, baik dalam keadaan masak maupun masih mentah. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, kurma kaya denganprotein, serat gula, vitamin A dan C serta mineral seperti zat besi, kalsium, sodium dan potasium. Kandungan protein didalam kurmasebesar 1.8 – 2.0 persen, serat sebanyak 2.0 – 4.0 persen dan gula sebesar 50 – 70 persen glukosa.Dengan kandung gula seperti itu, kurma mampu memberi tambahan tenaga bagi orang yang berbuka puasa hingga ia akan merasa segar dan bertenaga uuntuk beribadah tanpa rasa letih ataupun mengantuk. Biasany, bagiyang merasa letih dan mengantukdisaat melaksanakan shalat tarawih disebabkan karena makanan yang dikosumsi kebanyakan mengandung karbohidrat yang tidak menyediakan tenaga instant (tambahan). Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, buah kurma adalah jawabannya.Kenapa ? Sebab, sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecahkab terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak menbutuhkan proses demikian.Sementara potasium didalam kurma berguna untuk mengatasi masalah stress, sembelit dan lemah otot. Tidak hanya itu, berkat zat besi dan kalsium yang ada pada kurma, orang bakal terhindar dari penyakit yang beresiko tinggi seperti penyakit jantung dan kencing manis.Bila dimakan oleh anak-anak, maka kurma memberi khasiat untk mencerdaskan otak mereka. Cukup beralasan, bila Rasullah s.a.w menganjurkan bagi para isteri yang mengandung untuk makan buah kurma. Kata Nabi, “Berilah makan buah kurma kepdaisteri-isteri kamu yang sedang hamil, karena isteri-isteri kamu yang sedang hamil. Karena sekiranya wanita hamil itu memakan buah kurma, niscaya anak yang akan lahir kelak akan menjadi anak yang penyabar, bersopan santun serta cerdas. Sesungguhnya makanan Siti Maryam takkala melahirkan Nabi Isa a.s adalah buah kurma. Sekiranya, Allah s.w.t., menjadikan suatu buah yang lebih baik dari pada buah kurma, maka Allah telah memberi makan buah itu kepada Siti Maryam.” (H.R. Bukhari)Adalah Q.S. Maryam, ayat 25-26 perihal Siti Maryam yang disinggung Nabi diatas. Firman Allah, “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, makapohon itu akan menggugurkan buah yang masak kepadamu, maka makan serta minumlah dan bersenang hatilah kamu.”Waktu itu, dikisahkan Siti Maryam hendak melahirkan Nabi Isa a.s dibawah pohon kurma. Lalu Malaikat Jibril datang dan menyuruh Maryam menggoncangkan pohon kurma. Buah kurma yang matang itu berjatuhan. Dan Maryam pun memakan buah kurma yang telah masak tersebut. Atas izin Allah s.w.t dan kebesaran- NYA, proses persalinan atau kelahiran Nabi Isa a.s menjadi mudah.Berdasarkan hadis Rasullah dan firman Allah diataslah, kurma snagt berkhasiat bagi wanita yang sedang hamil dan nifas (setelah melahirkan). Hal ini diperteguh olah para ahli kedokteran bahwa unsur zat besidan kalsium yang terdapat di dalam buah kurma adalah unsur yang sangat berguna untuk membentuk dan menambah kandungan air susu ibu. Lebih dariitu, anak-anak balita pun dapat mengambil manfaat dari buah yang biasa tumbuh didaerah Arab ini. Dengan kurma, pertumbuhan anak-anak dan sumsum tulangnyaakan berkembang dengan baik.Wajar bila Rasullah s.a.w memberikan tips untuk makan tujuh butir kurma setiap harinya supaya terhindar dari segal penyakit fisik. Mengapa Nabi menyebut kurma ‘Ajwah didalam sabdanya..Berdasarkan asbabul wurud (sebab-sebab turunnya suatu hadist) disebutkan dulu Nabi Muhammad s.a.w kalau berbuka puasa yang dimakan adalah kurma. Kurma yang dimakan itu diberi nama ‘ajwah (ajua). Ceritanya, pada saat itu ajua adalah nama anak Salaman Alfarisi, orang nasrani yang akhirnya masuk Islam. Dia mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuanan Islam. Untuk mengenang jasa-jasanya itu, akhirnya Rasul menamakan kurmayang dimakannya saat berbuka puasa sebagai kurma ajua. Bahkan, dalam hadist yang lain Beliau sendiri sempat menyatakan,“Rumah yang tidak ada kurmanyaseperti rumah yang tidak ada makanan.” Perkataan Rasullah tersebut menunjukan betapa pentingnya khasiat yang dapat diambil dari buah kurma. Sehingga,setiap keluarga mesti menyimpan kurma sebagai penganan wajib dirumahnya. Oleh arena itu, kita seharusnya memakan buah kurmabukan hanya dibulan puasa saja, tapi juga menjadikan kurma makanan sehari-hari. Entah itu dimakan pagi hari sebagaimana yang pernah dianjurkan Nabi diatas atau sebagai makanan ringan ketika sedang santai.Dengan cara begini, kita tidak hanya mendapatkan kesehatan tubh tpi juga memperoleh pahal karena menjalankan sunnah Rasullah s.a.w. Wallahu’alam bil shawab.Sumber : Majalah Hidayah

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Minggu, 30 Januari 2011

Solusi pengganti Pacaran,Ta'aruf Syar'i.

1. Apabila seorang muslim ingin menikah, bagaimana syariat mengatur cara mengenal seorang muslimah sementara pacaran terlarang dalam Islam?2. Bagaimana hukum berkunjung ke rumah akhwat (wanita) yang hendak dinikahi dengan tujuan untuk saling mengenal karakter dan sifat masing-masing?3. Bagaimana hukum seorang ikhwan (lelaki) mengungkapkan perasaannya (sayang atau cinta) kepada akhwat (wanita) calon istrinya?Dijawab oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari:بِسْمِ اللهِ، الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُوَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِBenar sekali pernyataan anda bahwa pacaran adalah haram dalam Islam. Pacaran adalah budaya dan peradaban jahiliah yang dilestarikan oleh orang-orang kafir negeri Barat dan lainnya, kemudian diikuti oleh sebagian umat Islam (kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala), dengan dalih mengikuti perkembangan jaman dan sebagaicara untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Syariat Islam yang agung ini datang dari Rabb semesta alam Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dengan tujuan untuk membimbing manusia meraih maslahat-maslahat kehidupan dan menjauhkan mereka dari mafsadah-mafsadah yang akan merusak dan menghancurkan kehidupan mereka sendiri.Ikhtilath (campur baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram), pergaulan bebas, dan pacaran adalah fitnah (cobaan) dan mafsadah bagi umat manusia secara umum, dan umat Islam secara khusus, maka perkara tersebut tidak bisa ditolerir. Bukankah kehancuran Bani Israil –bangsa yang terlaknat– berawaldari fitnah (godaan) wanita? AllahSubhanahu wa Ta’ala berfirman:لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُوْنَ. كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوْهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُوْنَ“Telah terlaknat orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi ‘Isa bin Maryam. Hal itu dikarenakan mereka bermaksiat dan melampaui batas. Adalah mereka tidak saling melarang darikemungkaran yang mereka lakukan. Sangatlah jelek apa yangmereka lakukan.” (Al-Ma`idah: 79-78)Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَمُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah(penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Makaberhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil dari kaumwanita.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’idAl-Khudri radhiyallahu ‘anhu)Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya untuk berhati-hati dari fitnah wanita, dengan sabda beliau:مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ“Tidaklah aku meninggalkan fitnahsepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)Maka, pacaran berarti menjerumuskan diri dalam fitnah yang menghancurkan dan menghinakan, padahal semestinya setiap orang memelihara dan menjauhkan diri darinya. Hal itu karena dalam pacaran terdapat berbagai kemungkaran dan pelanggaran syariat sebagai berikut:1. Ikhtilath, yaitu bercampur baur antara lelaki dan wanita yang bukan mahram. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjauhkan umatnya dari ikhtilath, sekalipun dalam pelaksanaan shalat. Kaum wanita yang hadir pada shalat berjamaahdi Masjid Nabawi ditempatkan di bagian belakang masjid. Dan seusaishalat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam berdiam sejenak, tidak bergeser dari tempatnya agar kaum lelaki tetap di tempat dan tidak beranjak meninggalkan masjid, untuk memberi kesempatan jamaah wanita meninggalkan masjid terlebih dahulu sehingga tidak berpapasandengan jamaah lelaki. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dalam Shahih Al-Bukhari. Begitu pula pada hari Ied, kaum wanita disunnahkan untuk keluar ke mushalla (tanah lapang) menghadiri shalat Ied, namun mereka ditempatkan di mushalla bagian belakang, jauh dari shaf kaum lelaki. Sehingga ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam usai menyampaikan khutbah, beliau perlu mendatangi shaf mereka untuk memberikan khutbah khusus karena mereka tidak mendengar khutbah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Muslim.Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam bersabda:خَيْرُ صُفُوْفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرِهَا، وَخَيْرُ صُفُوْفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا“Sebaik-baik shaf lelaki adalah shaf terdepan dan sejelek-jeleknya adalah shaf terakhir. Dansebaik-baik shaf wanita adalah shaf terakhir, dan sejelek-jeleknya adalah shaf terdepan.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Hal itu dikarenakan dekatnya shaf terdepan wanita dari shaf terakhir lelaki sehingga merupakan shaf terjelek, dan jauhnya shaf terakhir wanita darishaf terdepan lelaki sehingga merupakan shaf terbaik. Apabila pada ibadah shalat yang disyariatkan secara berjamaah, maka bagaimana kiranya jika di luar ibadah? Kita mengetahui bersama, dalam keadaan dan suasana ibadah tentunya seseorang lebih jauh dari perkara-perkara yang berhubungan dengan syahwat. Maka bagaimana sekiranya ikhtilath itu terjadi di luar ibadah?Sedangkan setan bergerak dalam tubuh Bani Adam begitu cepatnya mengikuti peredaran darah . Bukankah sangat ditakutkan terjadinya fitnah dan kerusakan besar karenanya?” (Lihat Fatawa An-Nazhar wal Khalwah wal Ikhtilath, hal. 45)Subhanallah. Padahal wanita para shahabat keluar menghadiri shalatdalam keadaan berhijab syar’i dengan menutup seluruh tubuhnya –karena seluruh tubuh wanita adalah aurat– sesuai perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31, tanpa melakukan tabarruj karena Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang mereka melakukan hal itu dalam surat Al-Ahzab ayat 33, juga tanpa memakai wewangian berdasarkan larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, dan yang lainnya :وَلْيَخْرُجْنَ وَهُنَّ تَفِلاَتٌ“Hendaklah mereka keluar tanpa memakai wewangian.”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang siapa saja dari mereka yang berbau harum karena terkena bakhur untuk untuk hadir shalat berjamaah sebagaimana dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 53:وَإِذَا سَأَلْتُمُوْهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوْهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوْبِكُمْ وَقُلُوْبِهِنَّ“Dan jika kalian (para shahabat) meminta suatu hajat (kebutuhan) kepada mereka (istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) maka mintalah dari balik hijab. Hal itu lebih bersih (suci) bagi kalbu kalian dan kalbu mereka.”Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka berinteraksi sesuai tuntutan hajat dari balik hijab dan tidak boleh masuk menemui mereka secara langsung. Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata: “Maka tidak dibenarkan seseorang mengatakan bahwa lebih bersih dan lebih suci bagi para shahabat dan istri-istri Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam, sedangkan bagi generasi-generasi setelahnya tidaklah demikian. Tidak diragukanlagi bahwa generasi-generasi setelah shahabat justru lebih butuh terhadap hijab dibandingkan para shahabat, karena perbedaan yang sangat jauh antara mereka dalam hal kekuatan iman dan ilmu. Juga karena persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap para shahabat, baik lelaki maupun wanita, termasuk istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri bahwa mereka adalah generasi terbaik setelah para nabi dan rasul, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Demikian pula, dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah menunjukkan berlakunya suatu hukum secara umum meliputi seluruh umat dan tidak boleh mengkhususkannya untuk pihak tertentu saja tanpa dalil.” (Lihat Fatawa An-Nazhar, hal. 11-10)Pada saat yang sama, ikhtilath itusendiri menjadi sebab yang menjerumuskan mereka untuk berpacaran, sebagaimana fakta yang kita saksikan berupa akibat ikhtilath yang terjadi di sekolah, instansi-instansi pemerintah dan swasta, atau tempat-tempat yang lainnya. Wa ilallahil musytaka (Dan hanya kepada Allah kita mengadu)2. Khalwat, yaitu berduaannya lelaki dan wanita tanpa mahram. Padahal Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:إِيَّاكُمْ وَالدُّخُوْلَ عَلىَ النِّسَاءِ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلأَنْصَارِ: أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ؟ قَالَ: الْحَمْوُ الْمَوْتُ“Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita.” Seorang lelaki dari kalangan Anshar berkata: “Bagaimana pendapatmu dengan kerabat suami? ” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mereka adalah kebinasaan.” (Muttafaq ‘alaih, dari‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu)Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:لاَ يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram.” (Muttafaq ‘alaih, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)Hal itu karena tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga, sebagaimana dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَخْلُوَنَّ بِامْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa disertai mahramnya, karena setan akan menyertai keduanya.” (HR. Ahmad)3. Berbagai bentuk perzinaan anggota tubuh yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:كُتِبَ عَلىَ ابْنِ آدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ: الْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَاْلأُذُنَانِزِنَاهُمَا اْلاِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُالْكَلاَمُ، وَالْيَدُ زِنَاهُ الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهُ الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ أَوْ يُكَذِّبُهُ“Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.”Hadits ini menunjukkan bahwa memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang meskipun tanpa syahwat adalah zina mata .Mendengar ucapan wanita (selain istri) dalam bentuk menikmati adalah zina telinga. Berbicara dengan wanita (selain istrinya) dalam bentuk menikmati atau menggoda dan merayunya adalah zina lisan. Menyentuh wanita yangtidak dihalalkan untuk disentuh baik dengan memegang atau yanglainnya adalah zina tangan. Mengayunkan langkah menuju wanita yang menarik hatinya ataumenuju tempat perzinaan adalah zina kaki. Sementara kalbu berkeinginan dan mengangan-angankan wanita yang memikatnya, maka itulah zina kalbu. Kemudian boleh jadi kemaluannya mengikuti dengan melakukan perzinaan yang berartikemaluannya telah membenarkan;atau dia selamat dari zina kemaluan yang berarti kemaluannya telah mendustakan. (Lihat Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, pada syarah hadits no. 16 22)Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيْلاً“Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina, sesungguhnya ituadalah perbuatan nista dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra`: 32)Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:لأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حِدِيْدٍ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226)Meskipun sentuhan itu hanya sebatas berjabat tangan maka tetap tidak boleh. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:وَلاَ وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ غَيْرَ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالْكَلاَمِ“Tidak. Demi Allah, tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh tangan wanita (selain mahramnya), melainkan beliau membai’at mereka dengan ucapan(tanpa jabat tangan).” (HR. Muslim)Demikian pula dengan pandangan, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam surat An-Nur ayat 31-30:قُلْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوْجَهُمْ – إِلَى قَوْلِهِ تَعَلَى – وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ ...“Katakan (wahai Nabi) kepada kaum mukminin, hendaklah merekamenjaga pandangan serta kemaluan mereka (dari halhal yang diharamkan) –hingga firman-Nya- Dan katakan pula kepada kaum mukminat, hendaklah mereka menjaga pandangan sertakemaluan mereka (dari hal-hal yang diharamkan)….”Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظْرِ الْفَجْأَةِ؟ فَقَالَ: اصْرِفْ بَصَرَكَ“Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka beliau bersabda: ‘Palingkan pandanganmu’.”Adapun suara dan ucapan wanita,pada asalnya bukanlah aurat yang terlarang. Namun tidak bolehbagi seorang wanita bersuara danberbicara lebih dari tuntutan hajat (kebutuhan), dan tidak boleh melembutkan suara. Demikian juga dengan isi pembicaraan, tidak boleh berupa perkara-perkara yang membangkitkan syahwat dan mengundang fitnah. Karena bila demikian maka suara dan ucapannya menjadi aurat dan fitnah yang terlarang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوْفًا“Maka janganlah kalian (para istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berbicara dengan suara yang lembut, sehingga lelaki yang memiliki penyakit dalam kalbunya menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yang ma’ruf (baik).” (Al-Ahzab: 32)Adalah para wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan di sekitar beliau hadir para shahabatnya, lalu wanita itu berbicara kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepentingannya dan para shahabat ikut mendengarkan. Tapimereka tidak berbicara lebih dari tuntutan hajat dan tanpa melembutkan suara.Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa tidak boleh mengungkapkan perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon, ataupun melalui surat. Karena saling mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adalahhubungan asmara yang mengandung makna pacaran yangakan menyeret ke dalam fitnah. Demikian pula halnya berkunjung ke rumah calon istri atau wanita yang ingin dilamar dan bergaul dengannya dalam rangka saling mengenal karakter dan sifat masing-masing, karena perbuatanseperti ini juga mengandung makna pacaran yang akan menyeret ke dalam fitnah. Wallahul musta’an (Allah-lah tempat meminta pertolongan).Adapun cara yang ditunjukkan oleh syariat untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter,sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangankepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Danpihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk darienam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama.Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits Fathimah bintu Qais ketika dilamar oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm, lalu dia minta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau bersabda:أَمَّا أَبُو جَهْمٍ فَلاَ يَضَعُ عَصَاهُ عَنْ عَاتِقِهِ، وَأَمَّا مُعَاوِيَةُ فَصُعْلُوْكٌ لاَمَالَ لَهُ، انْكِحِي أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ“Adapun Abu Jahm, maka dia adalah lelaki yang tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya . Adapun Mu’awiyah, dia adalah lelaki miskin yang tidak memiliki harta. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.” (HR. Muslim)Para ulama juga menyatakan bolehnya berbicara secara langsung dengan calon istri yang dilamar sesuai dengan tuntunan hajat dan maslahat. Akan tetapi tentunya tanpa khalwat dan dari balik hijab. Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Asy-Syarhul Mumti’(130-129/5 cetakan Darul Atsar) berkata: “Bolehnya berbicara dengan calon istri yang dilamar wajib dibatasi dengan syarat tidak membangkitkan syahwat atau tanpa disertai dengan menikmati percakapan tersebut. Jika hal itu terjadi maka hukumnya haram, karena setiap orang wajib menghindar dan menjauh dari fitnah.”Perkara ini diistilahkan dengan ta’aruf. Adapun terkait dengan hal-hal yang lebih spesifik yaitu organ tubuh, maka cara yang diajarkan adalah dengan melakukan nazhor, yaitu melihat wanita yang hendak dilamar. Nazhor memiliki aturan-aturan dan persyaratan-persyaratan yang membutuhkan pembahasan khusus . Wallahu a’lam. copas http://www.facebook.com/note.php?created&&note_id=482314171539#!/note.php?note_id=165677420130692&id=15923750077256913

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Awas Waswas! (Penyakit berbahaya dan mudah menular)

Dalam keadaan baju yang basah dan wajah yang lelah ia berdiri di hadapan teman-temannya. Setelah itu ia angkat kedua tangannyake atas kepalanya, seraya berkata denganlantang, “Allahu akbar!” Teman-temannya kaget dan mungkin sajamenertawakannya dalam hati. Adaapa dengannya? Ia baru saja memenangkan perlombaan maraton? Atau baru menyabet juara satu perlombaan renang? Atau baru saja latihan jihad? Bukan. Bukan itu semua. Ia sedangmemulai shalat ketika itu!Ia salah seorang teman saya, sebut saja Ridwan (nama samaran). Setelah “menghilang” beberapa lama dari pondok pesantren, ia kembali lagi dalam keadaan sudah tidak “normal” . Badannya jadi nampak kurus, mukanya sedikit pucat dan pandangannya terlihat sayu, hanya sedikit gairah hidup yang terpancar di matanya. Bukan itu saja, banyak tingkah laku barunya yang membuat teman-temannya mengernyitkan kening atau geleng-geleng kepala.Bila di kamar kecil ia bisa menghabiskan waktu lebih dari setengah jam hanya sekedar untuk buang air kecil! Kalau buangair besar atau mandi? Tentu bisa berjam-jam. Ketika hendak shalat,ia bisa menghabiskan lima belas menit lamanya hanya sekedar untuk berwudhu. Lalu ketika barusaja masuk shaff, ia sering membatalkan shalatnya, lalu mengulang lagi “ritual” yang tadi dikerjakannya di kamar kecil dan di tempat wudhu. Karena “ritual” itu pula, ia jadi sering tidak mendapatkan jamaah shalat dan itu terjadi di setiap shalat lima waktu.Bila shalat sendiri (karena masbuk), mungkin lima menit lamanya ia habiskan hanya untuk takbiratul ihram; ia mengulangnyaberkali-kali dengan suara yang keras! Begitu juga shalatnya, sangat lama. Bukan karena membaca surat atau dzikir yang panjang, tapi karena ia mengulang-ulang bacaan yang baru dibacanya, seakan bacaannya selalu salah!Bisa jadi orang-orang tertawa menyaksikan tingkah lakunya yang serba aneh seperti itu, tapi saya justru merasa kasihan dan prihatin dengannya. Sebab, sebenarnya ia sedang menderita ketika itu. Saya bisa merasakan penderitaannya, karena saya sendiri pernah merasakan apa yang dirasakannya, meskipun tidak separah yang menimpanya. Ia tertimpa penyakit yang menurut istilah fuqaha dinamakan waswas. Waswas adalah keraguanyang ditiupkan syaithan kepada seseorang sehingga seakan-akan (keraguan itu) menguasai ibadahnya atau perkara din lainnya.Penyakit itu awalnya terjadi padasatu masalah, tapi lambat laun akan merembet ke masalah lainnya bila tidak segera ditangani.Seperti yang pernah saya rasakan beberapa tahun silam. Pertama kali terjadi ketika shalat.Dalam suatu shalat, ketika sedangmembaca Al-Fatihah, saya merasakan lidah ini berat dalam mengucapkannya. Seolah-olah bacaan saya kurang benar atau kurang fasih. Dan itu terjadi di setiap shalat lima waktu. Tidak berapa lama setelah itu, saya merasakan “keanehan” lain lagi, yaitu dalam wudhu. Setiap berwudhu saya jadi sering ragu. Kerap ada saja beberapa bagian anggota wudhu yang terasa belum terbasuh, entah ujung jari atau tumit kaki atau anggota wudhu lainnya.Waswas itu tidak berhenti sampai di sini. Setelah itu, acap kali saya ragu dalam menghitung berapa kali saya membasuh anggota wudhu: apakah sudah tiga kali atau baru dua kali? Atau justru baru satu kali atau malah belum dibasuh sama sekali? Waswas seperti itu memaksa saya untuk mengulang-ulang membasuh anggota wudhu (mirip seperti yang dilakukan Ridwan) agar lebih“yakin dan tenang”. Namun ketenangan kah yang saya dapatkan? Yang terjadi justru sebaliknya. Makin sering keraguandan waswas melanda ibadah saya ini, bahkan merembet pula ke ibadah lainnya. Tentu saja itu sangat menyiksa, sebab bukan kelelahan fisik saja yang terasa, tapi psikis ini pun turut berteriak.Waswas memang benar-benar merusak ibadah dan fisik seseorang!Bukan hanya itu saja penderitaanyang dihasilkan penyakit ini. Bila tidak segera ditangani dan diobatiWaswas juga bisa merusak perkara din lainnya, di antaranya aqidah penderitanya! Dan itu yangdialami Ridwan. Saking parahnya waswas yang menimpanya, sampaikeluar dari lisannya pertanyaan yang membuat saya merinding, “Apa benar ya, Allah itu di atas Arsy? “ Waswas sudah menyerangaqidahnya!Dan yang mengerikan juga (entahini lebih atau kurang mengerikan dari sebelumnya) waswas ini bisa membahayakan nyawa penderitanya. Kakak Ridwan bercerita bahwa suatu hari ketikacurhat dengannya Ridwan pernah mengutarakan keinginannya untuk mengakhiri hidupnya, karena frustasi dengan penyakit waswasnya tersebut!Masih ada lagi efek mengerikan dari waswas. Ibnul Qayyim dalam Ighatsatullahafan menyebutkan bahwa penyakit waswas yang telah kronis itu bisa membawa penderitanya menjadi seperti Sufasthoiyyah yaitu kaum yang mengingkari sesuatu yang konkret dan nyata. Bila mereka telah melakukan sesuatu yang disaksikan sendiri oleh mata mereka dan didengar oleh telinga mereka serta dirasakan oleh tubuh mereka, mereka menganggap bahwa perbuatan ituhanya ilusi bukan hakikat yang sebenarnya! Sangat mirip dengan orang gila! Naudzubillah min dzalik..Tidak ada suatu penyakit, kecuali pasti ada obatnya. Demikian Nabi kita صلى الله عليه وسلم bersabda. Maka begitu pula dengan penyakit waswas ini, pastiada obatnya. Dari beberapa penjelasan Ibnul Qayyim dan beberapa ulama lainnya, bisa disimpulkan obat waswas yaitu:1. Memperbanyak dzikir dan memohon pertolongan kepada Allah, di antaranya ta’awudz (memohon perlindungan) dari syaithan. Sebab, penyebab penyakit ini, tidak lain, tidak bukan, muncul dari syaithan. Ialah yang memiliki andil besar dalam memunculkan dan “mengembangbiakkan” penyakit ini pada diri seseorang, disamping kelemahan mental si penderitanyajuga.2. Melawan waswas itu dengan yakin.Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian lalu bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini? ‘ ‘Siapa yang menciptakan itu? ‘ , sampai ia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan Rabbmu?’ kalau sudah sampai keadaan begini, maka memintalah perlindungan kepada Allah dan berhentilah (mendengar bisikan itu). “ (HR. Bukhari: 3276 Muslim: 214) dalam riwayat lain: hendaknya ia berkata, “Aku beriman kepada Allah, benarlah Allah dan Rasul-Nya.”Tatkala seseorang mulai merasakan gejala penyakit ini, maka ia harus segera melawannyadengan yakin. Ketika sering ragu apakah keluar sesuatu dari kemaluan tatkala selesai buang hajat, maka yakini tidak keluar apa pun darinya. Ketika waswas muncul saat berwudhu, sudah dibasuhkan tangan ini? Sudah terkena air kah tumit ini? Maka lawan dengan yakin,” Ya, saya sudah membasuh tangan dan tumit saya “ . Begitu juga dalam perkara ibadah lainnya, ketika waswas melanda, ia harus melawannya dengan yakin.Setelah mencoba resep yang dinasihatkan para ulama di atas, walhamdulillah, setelah sekian lamadibelenggu waswas, akhirnya sayabisa sembuh dari penyakit berbahaya ini. Saya bisa kembali menikmati hidup dan ibadah dengan tenang tanpa ada waswasdan keraguan. Karena itu, bagi yang telah terserang penyakit ini,segeralah diobati. Dan bagi yang belum terserang-semoga saja tidak terjadi tentunya- waspadalah!Jakarta, 13 Muharram 1432/19 Desember 2010 anungumar.wordpress.com

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Untuk yang menjadi ayah atau akan menjadi ayah

Kisah ini terjadi disuatu pagi yangcerah, yaa.. mungkin tidak begitucerah untuk seorang ayah yang kebetulan memeriksa kamar putrinya… Dia mendapati kamar itu sudah rapi, dengan selembar amplop bertuliskan untuk ayah diatas kasurnya..perlahan dia mulai membuka surat itu…————————————–Ayah tercinta,Aku menulis surat ini dengan perasaan sedih dan sangat menyesal. Saat ayah membaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah. Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah bertemu dia.. ayah juga pasti akan setuju meski dengan tatto2 dan piercingyang melekat ditubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya.Dia sudah cukup dewasa meskipun belum begitu tua (aku pikir jaman sekarang 42 tahun tidaklah terlalu tua).Dia sangat baik terhadapku, lebih lagi dia ayah dari anak di kandunganku saat ini.Dia memintaku untuk membiarkan anak ini lahir dan kita akan membesarkannya bersama.Kami akan tinggal berpindah-pindah, dia punya bisnis perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk. Kami akantinggal bersama sampai maut memisahkan kami. Para ahli pengobatan pasti akan menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh.Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dengan cara yang berbeda. Ayah.. jangan khawatirkan keadaanku. Aku sudah 15 tahun sekarang, aku bisa menjaga diriku.Salam sayang untuk kalian semua.Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat menginginkannya. Masih dengan perasaan terguncang dan tangangemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu…PS:Ayah, .. tidak ada satupun dari yang aku tulis diatas itu benar, aku hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai rapotku yg buruk. Kalau ayah sudah menandatangani rapotku diatas meja, panggil aku ya… Aku tidak kemana2 saat ini aku ada di tetangga sebelah

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Setialah Bersamanya!

Setelah sekian lama tak berjumpadengan istri dan anaknya tercinta, Ismail عليهما السلام, kini Nabi Ibrahim عليه السلام mendapatkan kesempatan untukbertemu keduanya. Tak bisa dibayangkan bagaimana gembiranya beliau ketika itu. Akantetapi, tatkala kakinya menginjak kota Mekah, alangkah terkejutnya ia ketika mendengar bahwa ibu Ismail yang juga istrinya tercinta sudah dahulu dipanggil Rabbnya, sedangkan Ismail yang dahulu ditinggalkan dalam keadaan masih mungil ternyata sudah dewasa dan sudah menikah. Ia pun bertanya kepada orang-orang yang ada di Mekah tentang rumah Ismail عليه السلام , akhirnya ia pun ditunjukkan letak rumah ismail عليه السلام . Maka ia pun mendatanginya.Sesampainya di depan pintu, ia mengucapkan salam. Terdengar jawaban dari dalam rumah dan pintu pun dibuka lalu keluarlah seorang wanita yang ternyata ia adalah isteri Ismail عليه السلام. Nabi Ibrahim عليه السلام bertanya kepadanya tentang Ismail عليه السلام . Ia menjawab bahwa ismail عليه السلام sedang berburu untuk makan sehari-hari keluarga. Kemudian beliau bertanya tentangkehidupan rumah tangganya sehari-hari. Ia menjawab, “Kami dalam keadaan yang tidak baik, kami hidup susah dan sengsara. “ Istri Ismail عليه السلام berkeluh kesah kepada Nabi Ibrahim عليه السلام . Kemudianbeliau pun menitip pesan untuk anaknya, “Kalau datang suamimu, sampaikanlah salam dariku dan katakan kepadanya hendaknya iamengganti bendul/kayu pintu sebelah bawahnya. “Beliau pun pamit dan pergi.Tatkala Ismail pulang dari berburu,ia seperti merasakan ada orang yang berkunjung. Ia pun bertanyakepada istrinya, “Apakah ada orang yang datang ke sini tadi? “Istrinya menjawab, “Ya, tadi ada orang tua yang ciri-cirinya begini dan begitu, dia bertanya tentangmu, maka aku kabarkan tentang kepergianmu. Kemudian iabertanya juga tentang kehidupanrumah tangga kita, lalu aku kabarkan kepadanya kalau kita hidup susah dan sengsara. “ Ismailbertanya, “Apakah ia memberikansesuatu pesan kepadamu?“ ia menjawab, “Ya, ia memintaku untuk menyampaikan salam untukmu kemudian ia berpesan untukmu, ‘gantilah bendul pintumu!’ Ismail kaget lalu berkata, “Itu bapakku, ia memerintahkanku untuk menceraikanmu, kalau begitu kembalilah kamu ke keluargamu. “ Maka ismail pun menceraikannya, lalu ia menikah lagi dengan wanitalain.Tidak beberapa lama Ibrahim punberkunjung kembali ke rumah Ismail. Dan kembali, ia tidak menjumpainya. Ia hanya mendapatiisterinya di rumah. Ia pun bertanya tentang Ismail. Perempuan itu menjawab, “Ia sedang keluar berburu untuk makan sehari-hari keluarga “ Kemudian beliau bertanya, “Bagaimana keadaan kalian? “ Perempuan itu menjawab, “Kehidupan kami sehari-hari baik dan lapang.“ Wanita itu memuji Allah lalu menceritakan tentang kehidupan rumah tangga yang ia jalani dengan lancar. Setelah mendengar penuturannya, Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Kalau datang suamimu, sampaikanlah salam dariku untuknya dan mintalah dia untuk mempertahankan bendul pintunya.“Tatkala Ismail pulang dari berburu,ia merasakan seperti kejadian sebelumnya. Seperti ada orang yang berkunjung ke rumahnya. Ia pun bertanya kepada istrinya, “Apakah ada orang yang datang ke sini tadi?“ Istrinya menjawab, “Ya, tadi ada orang tua yang penampilannya baik-istrinya memuji orang itu- , ia bertanya tentangmu, maka aku kabarkan tentang kepergianmu. Kemudian iabertanya juga tentang kehidupanrumah tangga kita sehari-hari, lalu aku kabarkan kepadanya kalau kehidupan kita baik-baik saja. “ Ismail bertanya, “Apakah iamemberikan sesuatu pesan kepadamu?“Ia menjawab, “Ya, ia menyampaikan salam untukmu danmemerintahkanmu untuk mempertahankan bendul pintumu.’ Ismail kaget lalu berkata, “Itu bapakku,yang ia maksudkan bendul itu adalah kamu, ia memerintahkanku untuk mempertahankanmu. “ Ini sepenggal kisah dari hadits yang panjang riwayat Bukhari no: 3364Dalam kisah di atas terdapat pelajaran tentang dua wanita berbeda dalam satu keadaan. Mereka sama-sama memiliki suami yang baik, sama-sama prihatin dan sama-sama “menderita” dalam kehidupan rumah tangga mereka. Akan tetapi yang satu merasa sengsara dan berkeluh kesah tentang kehidupan yang ia jalani sedangkan yang satu lagi merasa bahagia dan bersyukur atas kehidupan yang ia jalani. Tidak syak lagi, ini menunjukkan perbedaan kualitas antara keduanya.Laki-laki yang saleh tentu lebih pantas untuk mendapatkan wanita yang salehah, dan wanita salehah lebih pantas pula untuk mendapatkan laki-laki yang saleh. Nabi Ismail adalah seorang nabi yang tentu saja lebih dari sekedar orang yang saleh semata.Karena itu, tidaklah salah kalau Nabi Ibrahim menginginkan pula orang yang mendampingi anaknyaadalah wanita yang lebih dari sekedar salehah saja. Dari arahanNabi Ibrahim kepada anaknya Ismail untuk menceraikan istrinya yang satu dan mempertahankan istri yang lain, bisa dipahami bahwa wanita yang memiliki sifat istimewa seperti itu adalah wanitayang mampu bertahan hidup bersama pasangannya dalam keadaan apapun, ia siap menerimasuaminya, baik dalam suka maupun duka. Ia bersyukur tatkala kehidupan rumah tangganya sejahtera dan bersabar tatkala kehidupan rumah tangganya diguncang dukadan nestapa. Istri yang seperti itulah yang memiliki point lebih, melebihi sekedar salehah saja.Lantas apakah haram dan berdosa besar serta dijamin masuk neraka bila seorang istri meminta cerai kepada suaminya karena tak kuat dengan kehidupan rumah tangga yang “susah dan sengsara” ? Tentu saja tidak. Secara syariat dibolehkan, karena itu hak seorang istri. Akan tetapi ditinjau secara adab dan akhlak, yang lebih afdhal dan lebih mulia adalah tetap bersabar bersama suami dalam keadaan apapun. Demikian yang disampaikan seorang dosen beberapa waktu lalu dalam pelajaran fiqh, tatkala membahas tentang hak pisah dari seorang istri tatkala mendapati kesulitan nafkah dari suaminya.Jadi, yang lebih utama bagi seorang istri tetap mendampingi suami dalam keadaan apapun, suka maupun duka. Dan itulah yang dipraktekkan oleh istri Nabi Ismail di atas. Dan itu pula yang dipraktekkan oleh wanita-wanita terbaik dan istimewa dari umat ini.Cobalah kembali mengingat ibundakita, Khodijah binti Khuwailid, salahseorang istri nabi yang salehah, pemilik rumah yang terbuat dari mutiara di surga. Ia adalah saudagar kaya yang tumbuh dari keluarga yang kaya raya dan terpandang. ia pendamping dan penyokong utama bagi dakwah suaminya, baik dari fisik maupun non fisik. Tak terhitung berapa banyak jasa yang telah ia curahkan untuk islam.Ketika Quraisy melakukan embargo ekonomi terhadap bani Hasyim, kabilah Nabi, dan sahabat-sahabatnya dalam rangka menghentikan dan melumpuhkan dakwah Islam,amat menderitalah muslimin ketika itu. Sebab, akibat embargo itu otomatis mereka takbisa membeli dan berdagang dengan seorang pun untuk mendapatkan makanan. Karenanya, terjadilah bencana kelaparan yang mengerikan menimpa keluarga Rasulullah dan para sahabatnya.Disebutkan dalamArrahiqulmakhtum, ketika masa-masa embargo itu diberlakukan, karena tak adanya makanan yang bisa dimakan membuat sebagian para sahabat nabi memakan daun-daunan dan ranting pohon, bayi-bayi setiap hari menangis kelaparan dan banyak wanita yang jatuh sakit. Dan tragedi ini tentu saja dirasakan pula oleh keluarga Rasulullah, termasuk diantaranya Khodijah. Dengan statusnya yang sebelumnya saudagar kaya yang memiliki harta berlimpah dan serba berkecukupan, tiba-tiba harus menjadi seorang wanita yang kelaparan hanya karena semata-mata mendampingi suaminya dalam menyampaikan risalah ilahi. Tapi perhatikanlah bagaimana ketegarannya. Ia tetaptegar dan setia mendampingi suami tercinta. Sampai akhirnya, tatkala efek dari embargo itu kian dahsyat, ia pun jatuh sakit. Lalu kondisi fisiknya melemah dan terus melemah hingga akhirnya..ia pun meninggal di hadapan suaminya tercinta dalam keadaan setia menyertainya. Semoga Allah meridhainya…Kemudian wanita istimewa selanjutnya adalah ibunda kita, ‘Aisyah binti Abi Bakr Ash-Shiddiq, istri nabi tercinta. Kesetiaannya mendampingi Rasulullah telah tertoreh dalam lembaran sejarah umat ini. Memberikan jejak emas untuk orang-orang setelahnya, mereka terpaku, sejenak menjadi saksi kemudian turut mendoakan kebaikan untuknya.Ia setia mendampingi beliau walaupun dua bulan penuh dapurnya tidak berasap. Tidaklah ia dan suaminya tercinta ketika itu memakan melainkan hanya kurma dan air serta susu yang kadang diberikan tetangga. (HR. Bukhari: 2567 dan Muslim: 2972)Ia setia mendampingi suaminya walaupun ia sendiri berkata, “Keluarga Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak pernah kenyang dari roti gandum selama dua hari berturut-turut sampai beliau meninggal. “ (HR. Bukhari: 5416 dan Muslim: 2970)Ia setia di sisi suaminya hingga akhir hayatnya meskipun katanya, “Rasulullah wafat dalam keadaan baju perangnya masih tergadaikan pada orang Yahudi. “(HR. Bukhari: 2916 dan Muslim: 1603)Ia setia di sisinya sampai mengantarkannya menuju rahmat-Nya meskipun katanya, “Rasulullah wafat sedangkan tidakada di rumahku sesuatu pun yangbisa dimakan oleh satu makhluk apa pun kecuali hanya sedikit gandum yang ada di laci lemariku. “ (HR.Bukhari: 3097 Muslim: 2973)Masih banyak lagi wanita-wanita istimewa yang mengajarkan tentang kesetiaan luar biasa seorang istri kepada suaminya. Dan itulah sebenarnya buah dari cinta sejati. Tak pernah lekang oleh perubahan zaman dan kondisi, sebab ia dibangun di atas kecintaan fillah wa lilllah (di jalan Allah dan karena Allah). Meskipun dan bagaimanapun keadaan pasangannya, ia tetap setia mendampingi selama ia masih dalam ketaatan kepada Allah. Keadaan mereka sangat jauh dariungkapan “ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. “ yang ada di kepala mereka justru, “Ada uang atau tidak, abang tetap kusayang karena Allah, hingga nyawaku melayang!” Jakarta, 9 Dzulhijjah 1431/15 November 2010Ditulis oleh adiya nugraha

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Saatnya Engkau Tersanjung Bahagia Wahai Muslimah

Duhai saudariku, kupersembahkansenandung gerakan ujung penakuini untukmu yang ingin merasakanindah dan paripurnanya risalah langit dari Allah ‘azza wajalla agarbertambah dan semakin kokoh hasratmu dalam menikmati posisimu sebagai kaum hawa..Segala puji bagi Allah ‘azza wajallayang telah menyempurnakan langit tanpa tiang dan menjadikantaburan bintang sebagai pelengkap indah dan pesonanya.Semoga shalawat dan salam tetaptercurah teruntuk sosok yang begitu mulia dan dicinta pendudukbumi dan langit, dialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam..Makhluk Mulia nan Penuh Misteri....Hal pertama yang kukabarkan padamu bahwa engkau adalah sosok yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun kukatakan pula bahwa engkau adalah makhluk nan penuh misteri. Lihatlah disana literatur-literatur bertumpuk membahas tentangmu sebagai makhluk yang berbeda dengan kaum kami. Engkaulah topik yang menjadi inspirasi sekaligus menjadi kuncup-kuncup nan mempesona dalam menggerakkan pena dan tinta para penulis. Sekiranya seluruh pendapat dan pandangan yang tertuju padamu dihimpun menjadi satu maka tidak akan pernah tertampung dalam buku tebal nanberjilid-jilid. Dan tentu saja wahai belahan jiwa kaum kami, pembicaraan tentangmu tidak akan pernah gersang atau pun usang seiring musim silih berganti..Pecahan-pecahan Emosional yang Menenteramkan....Duhai saudariku yang mulia..Ketika aku berbicara tentang kaummu maka aku sedang menyelami sisi emosional yang umumnya dijadikan pijakan dalam berpikir oleh kaummu sendiri, bukan dengan nalar. Kukatakan demikian karena Allah telah menganugerahkanmu sisi emosional yang lebih dominan daripada nalar. Sisi emosional ini pun bereaksi lebih cepat dari nalar. Porsi emosional yang ada pada kaummu pula lebih besar dibanding yang ada pada kaum kami laki-laki. Adakah Allah ‘azza wajalla menzalimi kita dengan perbedaan porsi tersebut??Aku harap engkau mampu menemukan jawabannya dengan menyusuri untaian kalimatku sehingga bertambah kecintaanmu pada Allah. Bertambah kekuatanmu dalam manghadapi ganasnya badai di samudera kehidupan dan bertambah pula kekokohan pribadimu bak karang yang tak goyah dihempas ombak..Curahan Kasih Sayang yang Mengharukan...Penaku selanjutnya akan mengajakmu berkunjung ke negeriMesir di zaman Fir’aun. Dialah seorang raja yang memerintahkanpengawalnya untuk membunuh seluruh bayi laki-laki yang lahir saat itu. Maka ibunda Musa khawatir akan putranya yaitu nabi Musa kecil nan mungil. Lalu, Najiyah, ibunda musa menuliskan kalimat-kalimat pada setiap pojok peti berbentuk kubus yang didalamnya berisi musa kecil. Peti itu akan dihanyutkan di sungai guna menyelamatkan anaknya.Di sisi pertama ia menulis: “duhai Rabb, kuletakkan sambungan jiwaku dalam peti ini, seperti yangKau perintahkan.”Di sisi kedua ia menulis: ”ya Rabb, kuhanyutkan buah hatiku ke sungai, seperti yang Kau perintahkan.”Di sisi ketiga ia menulis: ”ya Rabb, arus sungai akan membawa jantung hatiku ke tepian, seperti yang Kau perintahkan.”Pada sisi keempat ia menulis: ”ya Rabb, kembalikanlah dia kepadaku,seperti yang Kau perintahkan.”Selanjutnya pada sisi penutup peti, ia menulis: ”ya Rabb, jadikanlah ia rasul-Mu, seperi yang Engkau janjikan.” Lalu berlinaglah air mata cinta. Berdukalah hati yang tengah tersayat. Duh penaku tak sanggup lagi berkisah.Saudariku,Lihatlah Najiyah, ibunda Musa, dengan perasaan keibuannya yang begitu tinggi, ia rela menghanyutkan sang putra di sungai agar selamat dari kekejaman Fir’aun. Tentulah gesekan-gesekan gelombang cintadalam jiwanya sedang berkecamukuntuk menolak tindakannya itu. Namun apalah daya. Akankah naluri keibuannya tega melihat leher putranya mengalirkan darah??? Tidak, tidak, tidak.. Musa kecil harus seger diselamatkan.Itulah salah satu luapan sisi emosional kaummu yang Allah anugerahkan dengan porsi yang dominan daripada kaum kami.Percikan Bahagia Penuh Cinta...Dengan anugerah sisi emosional yang dominan, engkau akan mampu bersikap penuh perasaan dan kasih sayang terhadap suamimu. Engkau mampu mengusap air mata kami yang berlinang karena sedih lalu menggantikannya dengan senyum dan tawa bahagia, menghilangkan duka dan lara,. Engkau mampu memberikan sentuhan lembut kalaraga begitu lelah berterik mentaridi arena kehidupan, lalu menggantikan dengan sejuk jiwamu. Engkau akan cantik dan bak permata akan menyenangkanmata suamimu terkasih dan tentusaja menjadi perhiasan terindah yang menjadi dambaan lelaki, lalu surgapun engkau dapatkan.Engkau pula (dengan sisi emosionalmu) akan mendidik makhluk Allah yang mungil baik dari kaummu sendiri maupun dari kaum kami. Engkau akan mendidik mereka menjadi kesatria-kesatriatangguh dan berilmu syar’i. Mereka akan berteriak dari masa depan yang cerah dengan berkata :“ibuuuuuu, aku telah menghafal al-qur’an,""Buuuundaaaa, anakmu ini udah menghafal hadist-hadist nabi-Nya,""aku sudah fasih berbicara bahasaarab, mamaaaa.""Umiiiii, aku ingin tinggal di surga..”Subhanallah kawan, engkau begituagung. Namun ma’afkan aku, tarian penaku harus terhenti disini karena hitam bola mataku mulai berkaca.Sekian kawan,Dari hamba Allah yang fakir,Fachrian Almer Akira(Yani Fachriansyah Muhammad A-samawiy)http://raudhatul-muhibbin.blogspot.com/2010/11/saatnya-engkau-tersanjung-bahagia-wahai.html

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Sabtu, 29 Januari 2011

Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah!

Marilah kita semua bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pelajarilah hukum-hukum syariat-Nya dgn menuntut ilmu yg bermanfaat. Sesungguhnya ilmu adl cahaya dan petunjuk sedangkan kebodohan adl kegelapan dan kesesatan. Pelajarilah apa yg telah Allah turunkan kepada rasul-Nya yaitu Alquran. Belajarlah dari para ulama krn ulama sesungguhnya adl pewaris para nabi. Sedangkan para nabi tidak mewariskan harta benda dinar ataupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa yg berpegangan kepadanya berarti ia telah mendapatkan bagian yg banyak dari warisan mereka. Tuntutlah ilmu krn ia merupakan kemuliaan di dunia dan akhirat dan pahala yg terus-menerus sampai hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan bahwa salah satu dari amalan yg tidak akan putus pahalanya dari seorang muslim yg telah meninggal sekalipun adl ilmu yg bermanfaat. Kaum Muslimin rahimakumullah!Lihatlah peninggalan para ulama yg tak terhingga sampai saat ini masih ada di hadapan kita sepanjang bulan sepanjang tahun. Peninggalan mereka dipuji jalan mereka dituruti nama mereka ditinggikan dan usaha mereka disyukuri. Jika mereka disebut dalam majlis-majlis orang-orang berdoa dan mengharapkan rahmat Allah utk mereka. Jika disebutkan amal kebajikan dan adab yg tinggi maka ketahuilah merekalah panutan manusia dalam hal itu. Islam tidak membiarkan umatnya dalam kebodohan apa pun bentuknya. Islam justru menuntut umatnya utk menjadi umat yg melandaskan segala pikiran perbuatan dan tindak tanduknya di muka bumi ini dgn ilmu. Jadi adl hal yg tak terbantahkan kewajibannya menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang yg berbuat tanpa ilmu pasti tersesat dan bahkan bisa menyesatkan. Tidaklah mungkin akan sama antara orang yg berilmu dgn orang yg tidak berilmu. Tidak mungkin sama orang yg berjalan digelapan dgn cahaya di tangannya sebagai penerang jalan dgn orang yg berjalan di kegelapan tanpa cahaya menerangi jalannya. Renungkanlah sejenak firman Allah berikut yg artinya “Dan apakah orang yg telah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yg terang dengannya ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia serupa dgn orang yg berada dalam gelap gulita dan sama sekali tidak dapat keluar darinya?Demikianlah orang-orang kafir itu dijadikan memandang baik apa yg telah mereka kerjakan.”Kebodohan akan membuat orang yg memilikinya memandang baik segala yg diperbuatnya. Itu krn ia tidak memiliki ilmu yg dapat membedakan baik dan buruknya sesuatu. Kebodohan hanya akan menghantarkan pemiliknya kepada jurang kehancuran dan kehinaan. Menyadari kebodohan adl suatu keberuntungan. Tidak menyadari kebodohan adl suatu kebodohan di atas kebodohan. Kaum Muslimin rahimakumullah.Kemunduran kita -kaum muslimin- dalam segala bidang saat ini tidak lain merupakan akibat dari kebodohan dan keengganan kita menuntut ilmu atau sudah menuntut ilmu namun jauh dari mengamalkannya. Kadang kita tahu yg baik namun kita berbuat sebaliknya. Kita tahu yg buruk namun kita enggan meninggalkannya. Kita sudah berkubang lumpur namun tidak mau membersihkannya. Masihkan kita tidak menyadari betapa kita saat ini hanya menjadi korban permainan musuh-musuh kita hanya krn kita bodoh? Sudah saatnya tiap kita merenung dan introspeksi diri kemudian bangkit memperbaiki kesalahan dan saling bahu membahu dalam ketakwaan dan kebajikan. Saatnya musuh kita menyadari bahwa singa telah bangun; bahwa kita tidak lemah. Itu dapat kita lakukan dgn menjadi umat yg berilmu dan mengamalkannya. Kaum Muslimin rahimakumullah.Ketahuilah bahwa ilmu tidak didapat dgn berkhayal dan berangan-angan tapi dgn perjuangan dan kesungguhan serta pengorbanan. Namun hasil yg akan didapatkan pasti lbh manis dari yg dibayangkan. Maka janganlah putus harapan teruskan perjuangan dan tawakkallah kepada Allah semata kepada-Nyalah minta pertolongan. Allah adl sebaik-baik Penolong bagi kita. Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

sumber file al_islam.chm

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Tentang sebuah tujuan hidup


Andru . .
Tidaklah semulia nabi Muhammad sollaulohu'alaihi wasallam
Tidaklah setaqwa nabi Ibrahim 'alihi salam
Tidak setabah nabi Ayyub 'alihi salam
ataupun segagah nabi Musa 'alihi salam
Apalagi setampan nabi Yusuf 'alihi salam

Justru...
Hanyalah laki-laki keturunan Akhir zaman
Yang punya ingin meniru Akhlaknya, tindak-tanduknya, tutur-katanya dan ajarannya.

tapi kenapa begitu sulit untukku agar bisa menjadi seperti orang2 yang di cintai Allah . . .

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......

Tentang hidup ku !Dia... Tidaklah semulia Muhammad Tidaklah setaqwa Ibrahim Tidak setabah Ayyub ataupun segagah Musa Apalagi setampan Yusuf Justru...

Ayo Baca selengkapnya teman ~_^ ......